top of page

Kekuasaan, Bahasa dan Teknologi: Tanggapan terhadap "Kekuasaan, Bahasa dan Teknologi"

photo credit: link

Studi tentang bahasa Indonesia selalu merupakan bidang yang sangat penting dalam studi Indonesia pada keseluruhannya, baik dari segi sosial-budaya sekarang maupun perkembangannya dalam sejarah Indonesia. Menurut banyak karya ilmiah yang mengenai tema ini, bahasa Indonesia memainkan peran yang amat penting dalam membangkitkan kesadaran nasionalisme pada jaman kolonial. Antara banyak teori yang berdasarkan riset-riset mengenai bahasa Indonesia, ide "imagined communities" (masyarakat yang dibayangkan) dan "print-capitalism" (kapitalisme cetak) yang dikemukakan oleh Benedict Anderson merupakan salah satu teori yang paling berpengaruh di dunia akademis dalam beberapa dasawarsa terakhir ini, karena teori ini menggabungkan nasionalisme dan pengaruh bahasa terhadapnya. Beliau menegaskan bahwa media cetak seperti surat kabar yang tersebar luas merupakan dorongan utama yang menjalinkan orang yang tinggal di tempat-tempat berbeda di seluruh Nusantara. Dengan berbagi sumber informasi yang sama, orang Indonesia yang dulu terpisah antara satu sama lain mulai menerima orang dari kelompok lain sebagai teman sebangsa. Justeru itu, orang Indonesia bisa bahu membahu untuk berjuang bersama supaya kemerdekaannya bisa direalisasikan.

Bisa dikatakan bahwa nasionalisme muncul berdasarkan informasi yang disebarkan melalui komunikasi. Dalam proses ini, manusia memang merupakan subyek yang menguasai penyebaran informasi dan cara komunikasi. Namun, peran teknologi juga tidak bisa diabaikan karena ia terus memudahkan komunikasi, dan oleh sebab itu, informasi bisa didistribusikan dengan lebih tepat, akurat dan berpengaruh. Ide ini juga berhubungan dengan argumen-argumen yang ada dalam bahan bacaan, yaitu teknologi memperkaya dan memudahkan berpenghasilan dan bertukar informasi. Sementara itu, ia juga memberi banyak pengaruh langsung dan tidak langsung kepada struktur masyarakat.

Menurut penulis, "perkembangan komunikasi menuntut manusia untuk terus mengejarnya agar mampu bersaing dengan manusia lain". Tetapi, pada pandangan saya, apa yang dikejar manusia sebenarnya ialah informasi, bukan komunikasi. Manusia bersaing antara satu sama lain untuk meningkatkan kedudukannya di masyarakat. Untuk melakukan ini, orang yang berpartisipasi dalam mempartisipasi persaingan ini perlu mengumpulkan "kekuasaan" dari banyak sumber, termasuk informasi. Banyak ahli teori ilmu kemasyarakatan (misalnya Foucault) juga menganggap ilmu sebagai "kekuasaan". Kalau memandang dari sisi ini, memang kita bisa mengkategorikan hasil ilmu sebagai sejenis kumpulan informasi, saat "kekuasaan" diciptakan dan diperkuat melalui baik penciptaan sendiri atau komunikasi dengan orang lain. Pada jaman ini, kepintaran kolektif memang lebih diutamakan dibandingkan dengan kepintaran individu. Dengan kata lain, komunikasi merupakan cara yang lebih efektif untuk menghasilkan dan menukarkan ilmu atau informasi di masyarakat modern.

Pendek kata, kedua bahasa dan teknologi memberi pengaruh yang sangat penting kepada penyebaran informasi, yaitu komunikasi. Informasi tersebar luas melalui komunikasi yang efektif. Biasanya, kedudukan sosial seseorang adalah selaras dengan kemampuannya untuk memperoleh informasi, karena "kekuasaan" ini dibayangkan oleh kemampuan komunikasinya--kepandaian berbahasa dan keahlian berteknologi. Sudah memainkan peran yang penting untuk membangkitkan kesadaran nasionalisme dalam sejarah Indonesia, kedua unsur ini dipercayai akan terus mempengaruhi struktur masyarakat dan persaingan politik di Indonesia.

Featured Posts
Recent Posts
Archive
Search By Tags
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square
bottom of page